Musa & Fir'aun Kontemporer
Fa qoola “ANA
RABBUKUMUL A’LAA” kata Fir’aun pas didatengin Musa AS, ya ibarat kata, “Siape
lu dateng2 nyuruh gue nyembah Tuhan lu, gue Raja disini, kekuasaan punya gue,
gue yang kasih makan rakyat, gue yang bangun ini, itu lah, ya berarti jelas lah
GUE TUHAN LU SEMUA, gak usah sok2 nglurusin gue deh !!” begitulah kira-kira
arogansi Fir’aun sang penguasa Mesir kalau kita gambarkan (jangan dianggap
beneran ya cuman analogi ^_^). Maka dengan cepatnya arogansi Fir’aun memancing murka Allah yang begitu dahsyat,
Allah tak perlu lama-lama membinasakan orang seperti ini. Bahkan, tak perlu
Allah datangkan adzab kepada orang seperti ini, Fir;aun sendiri yang “menjemput”
adzabnya. Laut merah yang terhampar luas menjadi saksi bisu atas kekejaman Fir’aun
dan tentaranya, dengan “senang hati” lautpun mempersilahkan kedatangan Fir’aun
yang sedang sibuk mengejar Musa dan kaumnya. Laut menutup kedatangan sang
diktatoris ini dengan menyisakan sebuah jasad yang hingga kini utuh sebagai
isyarat kuat bahwa kekejaman Fir’aun ternyata tidak sebanding dengan ganasnya
Laut Merah. Sungguh dan terlalu sungguh merugi Fir’aun dan para pengikutnya.
Watak memang
warisan yang tidak mungkin hilang walaupun ditelan oleh Laut sekalipun. Apalagi
watak yang buruk, akan selalu mewarisi generasi buruknya dengan model yang
lebih buruk lagi dari para pendahulunya. Nah, kira2 yang jadi pewaris Fir’aun
itu siapa ya gaes ? Ada yang tahu ? kalau gak tahu jangan ngasal nyebut ya,
bahaya lho, apalagi ada sebuah negeri yang tingkat sensitivitasnya meningkat
agak tinggi di tahun ini (#ojosepanengya:D) kan bahaya kalo asal nyebut, hehe.
Nah pewaris yang dimaksud disini ialah, tak lain dan tak bukan dialah Xi
Jinping. Siapa itu ? dialah pemimpin Partai Komunis China sekaligus Presiden
RRC. Lah, kok bisa dia yang jadi Fir’aun kontemporernya ? Salahnya apa ? Duh,
mau mulai dari mana ya, hehe. Oke satu-satu deh ya, beginning from the next
parapraph.
Syahdan, tahun
1949 sebuah partai yang menamakan dirinya Komunis lahir di China. Partai ini
kebanyakan diisi oleh orang-orang yang beretnis Han. Jadi, kalau di China itu
kurang lebih ada 56 Etnis, nah etnis Han inilah yang nantinya bakalan menguasai
China. Disisi lain China, ada sebuah daerah yang luasnya hampir sama kyk
Indonesia. Di wilayah itu telah hidup jauh ratusan tahun (bahkan sebelum China
ada) sebuah peradaban besar. Nah, peradaban besar itu adalah peradaban
Turkistan Timur yang hidup didalamnya sebuah etnis yang tentu 100% adalah
muslim, yakni Muslim Uyghur. Bahkan gaes, Islam sudah ada didaerah tersebut
jauh sebelum Uyghur itu ada. Pernah denger kan tentang kerajaan Islam Turkistan
? nah jadi Uyghur itu cuman melanjutkan kerajaan itu dimana kerajaan ini
berafiliasi kepada Kerajaan Ottoman (Turki Utsmani). Kembali kepada Uyghur,
mereka adalah umat muslim yang taat beragama, selain itu tanahnya kaya, emas
berlimpah, minyak, tumbuhan, dan lain
sebagainya sehingga masyarkat ini hidup makmur. Namun, disisi lain,
mereka adalah masyarakat yang kurang berpendidikan, kajian keilmuan sangat
jarang disana, maka kemudian orang-orang Uyghur menyebar ke seluruh penjuru
dunia untuk menuntut ilmu. Dalam hal ini, tentunya hanya yang memiliki
finansial dan kebutuhan yang mencukupi saja yang bisa bersekolah tinggi. Nah,
sejak kebangkitan partai komunis di China akhirnya mereka berhasil menguasai
China. Semenjak saat itu dilancarkanlah taktik dan strategi komunis untuk
menyebarkan ideologi mereka.
Awal bangkitnya
komunis merupakan awal hancurnya etnis yang beragama, sebagaimana kita tahukan
jargon komunisme, “Religion is opium” maka mereka menolak keberadaan orang yang
beragama. Sebenarnya kalau diruntut, Xi Jinping itu punya nenek moyang yang
mana nenek moyangnya itu bahkan seorang tokoh komunis internasional dan pernah
jadi Presiden China, ya dialah Mao Zedong sang bapak komunis di China. Maka
sebelum kita beranjak lagi ke era kepemimpinan Xi Jinping, yuk kita balik lagi
ke kondisi setelah Komunis bangkit. Blaine Kaltman seorang peneliti barat yang
melakukan riset dengan menyelidiki etnis Uighur yang tersebar di 5 kota di China
dengan mewawancarainya sekaligus etnis Han yang sebagai mayoritas penduduk
China menulis sebuah buku yang menceritakan riset ini. Dalam bukunya, Kaltman
menjelaskan bahwa setelah partai komunis berkuasa di kursi pemerintahan China
maka China mengadakan migrasi besar-besaran demi memeratakan etnisnya (Han)
yang semakin meningkat. Hingga akhirnya sebuah daerah yang tidak pernah dikenal
atau tersentuh oleh China, ketika komunis berkuasa maka daerah ini pun dianggap
kepunyaannya. Itulah daerah Turkistan Timur yang beribukotakan Urumqi, yang
sekarang disebut China sebagai daerah Xinjiang (yang baru) dengan Funjin sebagai
provinsinya. Maka karena migrasi ini, Uighur yang bertempat di Urumqi pada
akhirnya harus digeser dengan kehadiran etnis Han yang mendominasi China hingga
92% atau sekitar 1,3 Miliar. Awalnya, Han hanya datang untuk kemudian membantu
mengembangkan Xinjiang, namun lama-kelamaan mereka mulai mencaplok wilayah itu.
Setelah Kaltman menyelidiki, ternyata sikap Han untuk membantu hanyalah
kamuflase. Mereka tidak benar-benar ingin membantu, namun lebih dari itu mereka
hanya ingin menyingkirkan Uighur dari tanahnya sendiri. Disamping itu,
masyarakat Uighur yang ramah dan sopan pada akhirnya harus tertipu dengan sikap
etnis Han ini. Sebenarnya, tidak semua Han itu komunis namun seiring berjalan
waktu, ideologi komunis mulai mengakar kuat ditubuh etnis ini hingga akhirnya
sebagian besar dari etnis ini berideologikan komunisme. Maka saat Han berhasil
mendominasi populasinya di Urumqi, mereka mulai menggunakan Mandarin sebagai
bahasa kesehariannya hingga menjual dan menyewakan apartemen milik Uighur
sendiri. Sudah mulai merasakan kekejamannya bukan ? Belum, ini belum seberapa,
kita lihat yang selanjutnya ya.
Munculnya Xi Jinping
Tahun 2013 menjadi
tahun yang menyiksakan bagi Muslim Uighur, karena di tahun tersebut merupakan
awal mula periode kepemimpinan Xi Jinping sebagai presiden China. Xi Jinping
sebagaimana saya jelaskan di awal tadi, merupakan anak cucu keturunan komunis,
maka wajarlah bila cara berfikir dan kepemimpinannya pun sarat dengan
komunisme. Sebenarnya, sebelum Xi Jinping pun komunis sudah berkuasa di China.
Namun, Xi Jinping merupakan sosok komunis yang berbeda dari yang lain. Saya
mencoba menelisik silsilah etnis dari Xi Jinping, dan ternyata dia berasal dari
etnis Han. Maka lengkap sudah etnis dan ideologinya menjadi alasan utama untuk
kemudian membinasakan muslim Uighur. Padahal ya gaes, muslim di China itu bukan
cuman Uighur tapi ada juga etnis yang namanya Hui, namun kata DR Abdussalam
Alim, yang kemudian dimusuhi china adalah mereka yang budayanya bertentangan
dengan china sehingga inilah yang menjadikan Uighur didiskirminasi. Selain itu,
walaupun Hui itu muslim namun tingkat religiusitas mereka ternyata jauh dibawah
Uighur, mereka muslim tapi masih makan daging babi, masih mabuk, alias Islam
KTP ya J.
Kamp Konsentrasi
Nah kita masuk
pada bagian yang paling berat untuk diceritakan L. Yap, kalau denger kata kamp konsentrasi itu kira2 mengingatkan
kita pada siapa ya gaes ? Nah ketahuan kan yang sering baca sejarah sama enggak
:D. Adolf Hitler, seorang diktator yang berasal dari partai komunis Nazi Jerman
inilah yang menginspirasi seluruh tokoh komunis di dunia untuk membuat kamp
konsentrasi. Apa tujuannya ? Ya tentunya untuk membinasakan eksistensi mereka
dengan cara yang amat kejam, bahkan lebih kejam daripada pembunuhan dan fitnah.
Itulah yang
kemudian dilakukan Xi Jinping untuk memusnahkan populasi Uighur di China. Xi
Jinping menggunakan sistem kamp konstentrasi guna mendoktrin dan mencuci otak
muslim Uighur agar keislaman mereka hilang, dan jikalau tidak mau maka mereka
akan terus menyiksa hingga mati. Lihat, bukan membunuh tapi MENYIKSA HINGGA
MATI. Bisa kalian bayangkan ? Oke, pertama mereka akan memisahkan keluarganya,
jadi para laki-laki yang berumur 18 tahun keatas akan dibawa ke kamp, sedangkan
perempuan dan anak-anaknya tetap tinggal di rumah mereka, dan mereka tidak
diperkenankan lagi untuk sekedar bertemu dengan suami atau ayah mereka. Lalu
bagaimana nasib perempuan Uighur ? Ya mereka dipaksa untuk menikah dengan orang
China (kebanyakan Han), jika tidak mau maka mereka juga akan dimasukkan ke
dalam kamp. Dan anak-anaknya ? Mereka hanya punya 2 pilihan, menetap di Urumqi
sendirian tanpa keluarga atau diadopsi oleh keluarga komunis di China.
Awalnya, kamp ini
memiliki sistem yang unik namun mematikan. Jadi, pemerintah China mengirimkan
agen2 komunisnya dengan surat resmi kepada muslim Uighur untuk
ditempatkan didalam keluarga2 muslim. Setiap harinya, agen itu harus
melapor kepada pemerintah, apakah keluarga itu mau meninggalkan ibadahnya,
makan babi, mabuk, dan lain sebagainya. Kalau keluarga itu ternyata tidak mau
dengan ajakan si agen, maka agen akan mengkonfirmasi bahwa keluarga ini harus
dimasukkan di kamp. Dan ternyata hampir seluruh agen ini gagal menyelesaikan
tugasnya, Masya Allah, betapa kuatnya iman saudara muslim kita J. Kemudian, anak-anak mereka yang diadopsi oleh komunis apa yang
terjadi ? mulai dari sekolah, pakaian, cara berfikir mereka diubah menjadi
anak-anak komunis.
Ada yang lebih
parah lagi, didalam kamp itu ngapain sih sebenernya ? Nah, mereka dipaksa
mendengarkan doktrin dan khutbah2 komunis dalam 7 jam sehari, mereka
dipaksa menggunakan bahasa mandarin di dalam kamp, kebayang gak sih Uighur yang
sering pakai bahasa Arab & Turki disuruh pakai bahasa Mandarin yang merupakan
bahasa yang sulit dipelajari di dunia ?. Selain itu, di kamp mereka tidak boleh
menggerakan mulutnya sedikitpun (baca: dzikir) jika bukan bahasa mandarin yang
keluar dari mulutnya, mereka dipaksa mengingkari Allah, dan mengganti Tuhannya
dengan Xi Jinping !!. Dan didalam Kamp,
mereka juga dipaksa menghafalkan lagu komunis serta siksaan lainnya.
“Long Live Xi
Jinping... Long Live Communist Party...” itulah jargon yang harus disebutkan
setiap setelah adzan berkumandang. Ya, memang adzan masih berkumandang di
Xinjiang, namun adzannya tidak boleh menggunakan speaker, hanya cukup di dalam
masjid. Bagaiman keadaan masjid disana ? sangat mengenaskan, yang awalnya
berjumlah hingga 3000, kini bisa dihitung dengan jari tangan saja. Dan masjid
yang boleh beroperasi hanyalah masjid yang didalamnya ada bendera China dan
Komunis, bendera itu harus ditempelkan didekat Mihrab imam, setiap setelah
sholat mereka harus sujud menghadap bendera itu, bahkan ketika sholat, Jahannam
!!.
Ya Allah begitu
sulitnya keadaan saudara kami... Dan kalian tahu apa yang pemerintah China
katakan kepada forum Internasional ? “Kami hanya mengedukasi dan mendidik
mereka....” Coba kalian bayangkan, adakah godaan iblis yang lebih kejam dari
kata2 ini ? Sungguh lebih kejam dari apapun. DR Abdussalam
mengatakan, kalau memang untuk tujuan edukasi, ternyata cendekiawan, pebisnis
dan ulama lah yang paling banyak menempati kamp konsentrasi. Yang lebih parah
lagi, ada seorang ulama Uighur yang pintar menerjemahkan Al Quran kedalam
bahasa apapun, sehingga pemerintah komunis China memintanya untuk menampilkan
Islam di China ke berbagai belahan negara, walhasil ? ditangkap juga oleh
China. Bahkan seorang yang telah berjasa dalam dunia persepakbolaan di China,
namanya Erfan Hazim, dialah yang mencetak gol paling banyak sehingga
mengantarkan RRC FC sebagai juara, hanya karena dia Uighur dan muslim apa yang
terjadi ? dijebloskan juga dia ke dalam kamp. Lalu omong kosong apa yang mereka
ucapkan untuk mengedukasi ?
Inilah teman-teman
wajah sesungguhnya dari peradaban yang akan hancur. Peradaban berakar dari kata
adab, maka kunci suksesnya adalah adab begitupula rusaknya. Maka, bisa
dipastikan inilah yang akan menjadi tanda-tanda kehancuran rezim dzhalim China
dan awal bangkitnya Islam. Kok bisa ? Kalian coba perhatikan pohon yang tumbuh
menjulang tinggi nan rindang lagi menyejukkan, bagaimana awalnya ? tentu bermula
dari kokohnya akar. Akar yang akan tumbuh pastilah menggeliat dengan progresif
dan pada akhirnya menjebol permukaan tanah yang ada diatasnya. Dan tanah ? ya
tentunya tanah akan melakukan apapun agar akar tidak naik dan memakan
wilayahnya. Inilah yang dilakukan China saat ini, secara psikologis sebetulnya
ini adalah bentuk kepanikan China terhadap Uighur. Kalau tidak panik mengapa
harus dibuatkan kamp ? Toh mereka minoritas dan mustahil merebut China dari
kekuasaan mereka, maka Kamp adalah bentuk kepanikan. Maka inilah sang Fir’aun
kontemporer Xi Jinping, lalu siapa yang menjadi pengikut Musa ? tentulah mereka
saudara muslim kita, yakni Muslim Uighur. Mereka memilih mati dengan aqidah
mereka daripada mati dengan menyebut Xi Jinping sebagai “Tuhan Palsu” yang
memberi mereka makan, menghidupi rakyat China. Mereka sungguh telah, “Isy
kariiman wa mut syahiidan”.
Good job 😇
BalasHapus