Postingan

Niat Baik di Bulan yang Baik

Gambar
       Malam itu memasuki tanggal 10 Dzulhijah 1440 hijriah, ribuan bahkan milyaran manusia datang dengan cinta mulai memasuki dataran Arafah, bukit bukti cinta-Nya. Dengan khusyuknya wuquf tak henti-hentinya melafazhkan asma-Nya. Ada yang sebelumnya telah mempersiapkan bekal, adapula yang sama sekali tak mempersiapkan apapun. Tak peduli dinginnya angin malam, kerasnya kerikil dan bebatuan mereka rela bermalam di padang manusia itu. Kain putih yang panjang seakan terhelai menyelimuti seluruh penjuru bukit, dari ujung hingga ke ujung. Sehelai kain yang akan menemani setiap manusia kelak untuk bertahan dalam gelapnya liang lahat. Bahkan mungkin menjadi saksi atas amalannya dulu di bulan haji.       Ah benar, Idul adha, qurban dan haji. Dua dimensi yang tak sama namun satu rasa. Rasa cinta dan pengorbanan melengkapi keduanya. Seperti cinta seorang Ibrahim yang dijawantahkan dalam bentuk pengorbanan serta cinta seorang Ismail yang ridho menjadi yang dikorbankan. Berqurban jangan asal b

Bang Rak: Antara Bangkok mosque, Charoen Krung, dan Haroon Mosque

Gambar
            Manusia membutuhkan energi yang sarat dengan zat karbohidrat untuk memberikan tenaga kepada mereka agar mampu mengerjakan aktivitas sehari-hari. Apalagi seorang muslim, mereka bukan hanya membutuhkan makanan dan minuman seperti halnya orang pada umumnya, namun muslim membutuhkan makanan dan minuman yang halal agar energi yang masuk ke tubuh mereka hanya digunakan untuk berbuat kebaikan. Maka, seorang yang mengaku Islam tidak akan memakan apapun kecuali yang halal dan diizinkan oleh Allah SWT. Sebagaimana aku yang saat ini hidup di negara non-muslim, setiap langkah yang kutapaki di bangkok ini harus kupastikan bahwa ia tak akan mengantarkanku kecuali kepada apa-apa yang dihalalkan-Nya.             Menemukan makanan yang halal di negeri ini bagaikan mencari-cari serpihan kepingan logam di dalamnya lumpur, tidak mudah namun bukan berarti susah. Bahkan ketika sudah ketemu pun ternyata yang menjadi tantangan selanjutnya adalah jarak. Mereka yang menjual maka

Bang Rak: Tentang Cinta dan Nenek Uma

Gambar
         Bangkok memang salah satu kota terpadat di Thailand, mungkin bolehlah dimiripin sama Jakarta. Tapi semacet-macetnya bangkok tidak lebih macet dibandingkan Jakarta. Sudah hampir satu minggu kami tinggal disini, hiruk-pikuknya bangkok membuatku dan temanku merasa jenuh dengan lingkungan yang seperti ini. Oh iya, aku belum menjelaskan siapa aku dan temanku serta mengapa kita disini. In syaa Allah di kesempatan yang lain aku akan menulis tentang bagaimana aku bisa sampai di Bangkok.             Sebagai seorang muslim dan dibesarkan di negara yang mayoritas tentu akan berbeda ketika berpindah ke negara minoritas. Perpindahan ini awalnya mungkin akan menyebabkan “shock culture” atau gagap terhadap budaya baru namun semakin lama mereka yang beradaptasi dengan lingkungan ini akan memahami realitanya dan tidak menutup kemungkinan perubahan ini akan mempengaruhi kepribadiannya menjadi seorang yang lebih bijaksana, (tapi tetep tergantung orangnya lho ya, hehe). Thailand yang mayori

Musa & Fir'aun Kontemporer

Gambar
             Fa qoola “ANA RABBUKUMUL A’LAA” kata Fir’aun pas didatengin Musa AS, ya ibarat kata, “Siape lu dateng2 nyuruh gue nyembah Tuhan lu, gue Raja disini, kekuasaan punya gue, gue yang kasih makan rakyat, gue yang bangun ini, itu lah, ya berarti jelas lah GUE TUHAN LU SEMUA, gak usah sok2 nglurusin gue deh !!” begitulah kira-kira arogansi Fir’aun sang penguasa Mesir kalau kita gambarkan (jangan dianggap beneran ya cuman analogi ^_^). Maka dengan cepatnya arogansi Fir’aun  memancing murka Allah yang begitu dahsyat, Allah tak perlu lama-lama membinasakan orang seperti ini. Bahkan, tak perlu Allah datangkan adzab kepada orang seperti ini, Fir;aun sendiri yang “menjemput” adzabnya. Laut merah yang terhampar luas menjadi saksi bisu atas kekejaman Fir’aun dan tentaranya, dengan “senang hati” lautpun mempersilahkan kedatangan Fir’aun yang sedang sibuk mengejar Musa dan kaumnya. Laut menutup kedatangan sang diktatoris ini dengan menyisakan sebuah jasad yang hingga kini utuh sebagai i

Generasi Z dan Tantangan Porn Generation

Gambar
            Generasi adalah investasi paling berharga sebuah bangsa. Tanpa itu tidak akan ada penerus bangsa yang akan membawa peradaban yang lebih baik. Saya pribadi baru tahu bahwa ternyata setiap generasi ada klasifikasi khususnya entah itu berdasarkan zamannya, usia kelahirannya, bahkan kebiasaan sehari-harinya. Saya sangat salut dengan salah satu situs yang konsisten mengkaji berbagai pengetahuan tentang generasi, situs itu adalah tirto. Kalian bisa buktikan dengan membuka website tirto.id lalu ketik kata “Generasi” maka akan muncul banyak artikel seputar generasi mulai dari   Baby Boomers hingga generasi Z. Sebagai awal saya membaca sebuah artikel dengan judul “Selamat Tinggal Generasi Milenial, Selamat Datang Generasi Z”. Ternyata sebagian besar dari kita selama ini tertukar dalam menyebut istilah dari masing-masing generasi. Generasi yang selama ini kita sebut Milenial ternyata adalah Generasi Z. Generasi Z atau pascamilenial menurut survey dari tirto adalah mereka yang

Quitters are Looser

Gambar
             “Fact is a selected reality” begitulah bunyi salah satu kaidah dalam metode penelitian sosial. Fakta bermula dari realitas yang terseleksi oleh berbagai pertimbangan alam, kesepakatan manusia, dan tentunya takdir Allah SWT. Saya baru benar-benar memaknai betapa fundamentalnya peran masjid didalam sebuah peradaban masyarakat. Dulu sewaktu dipesantren, kami dan para santri selalu diajarkan oleh pak Kyai bahwa masjid ialah titik pusat yang menjiwai pesantren. Namun ketika pergi ke masjid, perasaan dan jiwa itu tidak benar-benar menghampiri hati kami. Santri belum sampai kepada tahapan bahwa masjid merupakan serpihan surga-Nya yang jatuh ke muka bumi, sebagai perantara si hamba dengan sang Penguasa. Tapi hal yang berbeda saya temui disebuah masyarakat, saya baru paham apa makna tersirat dari masjid sebagai titik pusat yang menjiwai. Singkatnya, inilah pembahasan pada artikel kali ini.             Namanya Baiturrahim yang kurang lebih artinya rumah penuh kasih sayang, ked

Refleksi Muharram: Dua Cahaya

Gambar
            Muharram merupakan sebuah penanda dimulainya spirit dan tekad baru khususnya bagi umat Islam sedunia. Kata Hijriyah yang berakar dari Hijrah merupakan simbol tekad orang-orang muhajirin di zaman Rasulullah yang berkelana dalam rangka dakwah serta menjalin ukhuwah Islamiyah dari satu kampung ke kampung yang lain. Perpindahan ini juga menyiratkan keluarnya mereka dari lubang kesesatan menuju sumber cahaya yang menerangi hati-hati yang gersang akan limpahan rahmat dan kasih sayang-Nya. Momen ini justru mengembalikan ingatan saya beberapa tempo yang lalu. Saya yang datang ke sebuah kecamatan yang tidak terlalu luas dan tidak pula terlalu kecil membawa sebuah cahaya dengan harapan cahaya itu akan menerangi dusun-dusun yang berada didalamnya. Cahaya itu bernama Ummi Nur Hidayani, “Nur” yang datang dari sebuah rumah mimpi yang didalamnya tertata mimpi-mimpi para penghuninya tak ingin mimpi itu hanya sebatas didalam rumahnya saja. Namun, beliau ingin mimpi-mimpi itu akan sampai k